DokterSehat.Com – Tumor adalah penyakit yang berbahaya jika tidak segera ditangani karena bisa berkembang menjadi sel kanker nan mematikan. Salah satu jenis tumor yang penting untuk diketahui adalah meningioma. Kendati meningioma adalah tumor jinak, tetap saja hal ini patut diwaspadai. Lantas, apa itu meningioma? Apa penyebab meningioma? Apa ciri dan gejala meningioma? Bagaimana cara mengobati meningioma?
Apa Itu Meningioma?
Meningioma adalah satu dari jenis-jenis tumor, di mana tumor ini tumbuh dan berkembang di area meninges, yakni membran yang menutupi permukaan otak, sumsum tulang belakang, dan akar saraf tulang belakang. Hampir sebagian besar kasus meningioma terjadi pada otak, walaupun ada beberapa yang terjadi di area sumsum tulang belakang.
Seperti yang sudah disebutkan di awal, meningioma adalah tumor yang tergolong jinak, dan sekitar 80 persen dari total kasus meningioma diketahui dapat disembuhkan. Meningioma dapat menyerang siapa saja, namun wanita dengan usia 45 tahun dikabarkan menjadi yang paling berisiko terserang penyakit tumor ini.
Penyebab Meningioma
Meningioma terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel abnormal pada meninges. Namun, penyebab meningioma ini belum dapat diketahui secara pasti.
Sejumlah faktor risiko disinyalir memiliki peran krusial dalam memicu seseorang mengalami tumor meningioma ini, yaitu:
- Kaum hawa—terutama yang berusia 45 tahun ke atas—memiliki risiko lebih besar terkena menginioma. Faktor hormon pada wanita diklaim menjadi pemicunya
- Radioterapi. Tindakan pengobatan kanker berupa radioterapi juga dinilai meningkatkan risiko seseorang mengalami meningioma
- Neurofibromatosis tipe 2. Neurofibromatosis tipe 2 adalah penyakit keturunan (genetik) yang menyebabkan penderitanya sangat berisiko terserang tumor di sejumlah jaringan saraf di dalam tubuhnya
- Obesitas. Kelebihan berat badan (obesitas) pun disebut-sebut dapat meningkatkan potensi serangan meningioma pada seseorang. namun, belum dapat diketahui secara pasti korelasi antara obesitas dan meningioma ini
Ciri dan Gejala Meningioma
Sebagai tumor yang tergolong ke dalam jenis tumor jinak, meningioma memiliki perkembangan yang cenderung lambat, sehingga ciri atau gejalanya acap kali baru dapat dilihat setelah kurun waktu beberapa tahun.
Ciri atau gejala meningioma pun berbeda-beda, yang mana hal ini dipengaruhi oleh ukuran dan di mana letak tumor tersebut berada. Secara umum, ciri-ciri meningioma meliputi:
- Tinnitus
- Sakit kepala berkepanjangan
- Gangguan penglihatan
- Gangguan kognitif
- Gangguan penciuman
- Gangguan pendengaran
- Gangguan verbal
- Gangguan perilaku
- Mual dan muntah-muntah
- Kejang
- Tubuh terasa lelah
Ciri atau gejala meningioma ini seperti yang sudah disebutkan, umumnya baru muncul setelah bertahun-tahun pasca tumor tersebut mulai berkembang. Kemunculannya pun acap kali terjadi secara bertahap.
Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter terkait apabila Anda mengalami satu atau beberapa dari gejala di atas agar bisa diketahui secara pasti apakah ini merupakan pertanda dari meningioma atau bukan. Jika ya, maka penanganan medis sedini mungkin dapat dilakukan guna mencegah perkembangan tumor ini lebih lanjut.
Pasalnya, walaupun meningioma adalah tumor jinak, sejumlah masalah serius akan menimpa penderitanya jika penyakit ini tidak segera ditangani, yakni kerusakan pada jaringan otak, saraf, hingga pembuluh darah. Pun, tumor meningioma bukan tak mungkin berujung pada kondisi cacat fisik.
Diagnosis Meningioma
Memeriksakan diri ke dokter kiranya wajib Anda lakukan apabila merasakan gejala-gejala yang mengarah pada meningioma. Hal ini penting agar jika seburuk-buruknya Anda benar-benar mengalami meningioma, dokter bisa segera melakukan langkah penanganan medis, mengingat meningioma adalah tumor jinak dan bisa disembuhkan dengan mudah apabila dari awal sudah diketahui.
Guna mendiagnosis meningioma pada pasien, dokter akan melakukan sejumlah prosedur diagnosis meningioma, yaitu:
1. Anamnesis
Sebagai langkah awal, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan keluhan yang dialami oleh pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan umumnya meliputi:
- Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
- Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
- Obat apa saja yang sudah dikonsumsi?
- Apakah ada riwayat penyakit lainnya?
- Apakah ada saudara atau kerabat yang memiliki kondisi sama?
Anamnesis bertujuan untuk mendapatkan informasi awal, yang menjadi modal penting bagi untuk melanjutkan prosedur diagnosis selanjutnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah anamnesis, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada ciri dan gejala umum dari meningioma, seperti gangguan penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Kondisi tubuh pasien yang sangat lemah juga bisa menjadi informasi penting bagi dokter untuk menguatkan diagnosis meningioma pada pasien.
3. Pemeriksaan Penunjang
Sementara itu, prosedur penunjang seperti CT scan, MRI, atau rontgen khusus (angiografi) dilakukan untuk memeriksa kondisi di dalam otak, apakah ada tumor yang sedang berkembang atau tidak. Prosedur diagnosis yang satu ini pun umumnya akan dilakukan secara berkala untuk melihat sejauh tumor sudah berkembang.
Pengobatan Meningioma
Oleh karena meningioma adalah tumor jinak, ada kondisi di mana penderitanya tidak memerlukan pengobatan khusus, walaupun prosedur MRI atau CT scan tetap dilakukan guna melihat perkembangan tumor.
Namun, ada kasus di mana tumor meningioma membutuhkan tindakan operasi pengangkatan tumor. Setelah berhasil diangkat, dokter akan melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut berkaitan dengan sejumlah faktor berikut:
- Apabila tumor berpotensi berkembang menjadi sel kanker, maka dokter akan melakukan prosedur radioterapi
- Apabila masih ada sisa tumor yang tidak terangkat (bisa karena tumbuh di struktur otak atau sumsum tulang belakang yang paling tipis), prosedur radioterapi juga akan dilakukan
- Apabila tumor berhasil terangkat semuanya, tidak akan ada pengobatan lebih lanjut, melainkan hanya medical check-up secara berkala
Selain itu, pengobatan meningioma juga bisa dilakukan dengan sejumlah metode lainnya, seperti embolisasi endovaskular, yakni untuk menghalau darah agar jangan sampai mengalir ke meningioma. Caranya, dokter akan menginjeksi kateter ke dalam pembuluh darah yang akan mengarah ke meningioma. Setelah itu, dipasangkanlah lilitan sehingga darah tidak mengalir ke meningioma.
Pada kasus di mana radioterapi tak juga berhasil menyembuhkan meningioma, pasien harus menjalani kemoterapi guna mengatasi tumor ini.
Pencegahan Meningioma
Untuk meningioma yang disebabkan oleh faktor geneti, tidak ada langkah pencegahan yang mungkin bisa dilakukan. Namun, apabila meningioma diakibatkan oleh faktor-faktor non-genetik seperti obesitas misalnya, maka perubahan gaya hidup menjadi cara mencegah meningiomia paling efektif yang dapat Anda terapkan, seperti makan makanan sehat, olahragga teratur, dan istirahat yang cukup.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Tidak ada komentar: